Tittle : Heart Beat
Author : Jejeauurd
Main Cast :
- Xi Lu Han (EXO-M)
- Park Hyun Ji (OC)
Support Cast :
- Find it later xp
Genre : School Life, Romance, Sad, Teenagers
Lenght : Chaptered
Summary :
“Ini kisah tentang dia, cinta pertamaku. Tentang dia, yang dengan tega telah meninggalkan ribuan bahkan, jutaan kenangan bahagia. Tentang dia, yang dengan kejam telah membuat jantung ini bekerja berjuta bahkan mungkin, bermilyaran kali berpacu jauh lebih cepat dari sebelumnya. Tentang dia, yang dengan curangnya telah mengambil alih isi pikiranku selama 24 jam nonstop tanpa rasa ‘tidak khawatir’! Dan juga tentangnya, yang dengan berani-nya muncul setelah hari itu hingga saat ini.. Oh,terima kasih atas semua kekejaman ini! kau tau hmm? Aku menikmatinya..“
~@^-^@=Woooke, Happy Reading All=@^-^@~
Prev. Chapter:
"Bibirmu berdarah" lanjutnya
Aku menggeleng, mengelap sudut bibirku lalu tiba – tiba kurasakan benda dingin entah datang dari mana menyentuh kulit kepalaku dengan lembut. Aku dan dia menengadah ke langit bersama – sama, membiarkan butiran – butiran es lembut itu menghujani kami.
The First Snow,
The winter just began.
“Kau tahu?” tanyanya tapi dengan kepala masih menengadah ke langit. Aku hanya berdehem menjawab pertanyaannya. Ia pun melanjutkan,
“Di drama yang nenekku tonton, katanya semua kebohongan akan dimaafkan pada saat salju pertama” aku menatapnya sesaat, sekarang ia malah memejamkan matanya, mendongakkan kepalanya ke atas dan melanjutkan kalimatnya yang terdengar seperti sindiran untukku.
Ia tahu aku berbohong, itu pasti!
“Dan konon katanya, semua impian akan dikabulkan” Oh benarkah itu? Maka aku akan meminta kau untuk terus di sisiku. Dan entah kenapa jam istirahat itu rasanya berbeda. Spesial, ketika aku bisa menghabiskan salju pertama dengannya. Lalu ia balas memandangku, mengelap jejak sungai kecil di kedua pipiku dan berkata dengan perlahan,
“Uljima..” ia tersenyum.
~@^-^@~
Hari itu Nayoung ulang tahun. Kelima sahabatnya memutuskan untuk membuat kejutan untuknya. Kebetulan hari itu hari libur. Sejak dua hari yang lalu semua sahabatnya menjauhinya dengan alasan sibuk. Nayoung masih bisa terima, tapi ketika harinya tiba, ia merasa kesepian karena dari ke lima temannya tak ada satupun yang mengucapkan ‘selamat’ padanya.
Kecuali Jongin, dia pura-pura sakit agar Nayoung percaya kalau alasan jongin menjauhinya itu karena hal asli tak dibuat-buat.
Sementara kelima sahabatnya memutuskan untuk membuat kue ulang tahun sendiri dan akan datang ke rumah Nayoung nanti malam. Sekarang, mereka sedang berbagi tugas. Zi Tao dan Jongin bertugas mencari kado dan bahan masakan. Luhan dan Hyunji menjadi asisten dapur Kyungsoo – si master chef.
Tapi karena Zi Tao dan Jongin kurang bisa dipercaya, Kyungsoo memutuskan untuk ikut belanja dengan mereka berdua. Berhubung mereka membuat kue di rumah Luhan, maka Hyunji dan Luhan menjadi satpam rumah.
Karena sekarang mereka berdua. Lagi. Hyunji jadi ingat ketika ia merasakan cemburu lalu dengan bodohnya lari ke rooftop sekolah. Itu sangat memalukan.
“Kau mau minum apa?” tawar Luhan dari pantry pada Hyunji yang sedang asyik memilih channel tv di sofa ruang keluarga
Tersenyum tanpa menoleh sedikitpun, “Kau tahu lah..” Luhan menanggukkan kepalanya mengerti
“Coklat panas dengan air yang baru mendidih, tiga bongkah es batu dua sendok gula, jangan diaduk cukup letakkan sendok di gelasnya” mereka mengucapkan kalimat tersebut dengan intonasi dan waktu yang sama.
“Kau paling mengerti aku!” kata Hyunji dengan senyum merekah
“Kau paling mengerti aku!”
Kalimat itu terus terngiang di otak Luhan. Seketika jantungnya berdetak abnormal. Setelah membuatkan dua cangkir coklat hangat, Luhan langsung mengambil posisi di samping Hyunji. Lalu menyerahkan satu cangkir pada Hyunji dan satu lagi ia tengguk.
“Double xie!” kata Hyunji membuat Luhan menatapnya dengan tatapan aneh yang sulit diartikan. Hyunji jadi bingung.
“Belajar bahasa mandarin dari mana ?” tanya Luhan dengan wajah sok seriusnya. Ayolah, Luhan sedang menahan tawanya.
“Chanyeol oppa, itu artinya terima kasih, kan?” Luhan tak bisa menahan tawanya lebih lama.
“Double, xie tadi katamu”
“Double xie itu sama saja dengan xie xie kan?”
“Hahahaha, babo! Itu beda arti!”
Hyunji terdiam sejenak,
“Sama saja kan artinya?”
“Beda tahu! Kau lupa, aku kan dari Beijing jelas aku tahu!”
“Lalu apa masalahnya?”
“Xiexie itu terima kasih sementara xie itu artinya cemburu, bagaimana bisa ketika ada orang yang memberimu secangkir coklat hangat dan kau malah cemburu? Dua kali malah, double jealous, hahahahahaa”
Hyunji terhenyak kaget, hampir saja ia menyemprotkan coklat hangat yang baru ia teguk. Bagaimana bisa ia mengatakan begitu? Kata – kata itu lagi.
~@^-^@~
Mereka berdua memilih untuk menonton televisi dalam keadaan diam. Tak ada satupun diantaranya yang memulai percakapan. Merasa sangat bosan, Luhan memutuskan untuk pergi ke pantry lagi. Dia mengambil beberapa camilan.
Kenapa baru sekarang?
Begitu camilan diletakkan di atas meja. Hyunji langsung menyambarnya. Dasar jiwa laki-laki. Dia memakan camilan tersebut tanpa izin Luhan dulu. Dengan wajah datarnya, ia masih asyik menonton acara favoritnya.
“Heh, tuan rumahnya belum makan!” sindir Luhan. Lalu, ia merebut toples yang ada di tangan Hyunji.
“Ini kan untuk tamu, jadi, tamu duluan” tak mau kalah dari Luhan, ia mengambil camilan itu lagi.
Mereka terus berdebat tentang camilan. Hingga akhirnya keduanya lelah dan menghabiskan sisa waktu menunggu dengan menonton. Mungkin karena bosan, Hyunji malah tertidur di bahu Luhan. Luhan agak kaget. Tapi kemudian ia tersenyum senang. Setelah Hyunji tertidur pulas, Kyungsoo dan lainnya baru datang dengan aneka belanjaan di tangan mereka.
“Wow, hyung! Kau apakan namja jadi-jadian itu?” Zi Tao setengah berteriak ke arah Luhan yang sedang membaringkan badan Hyunji. Buru-buru Luhan memintanya untuk diam sebelum Hyunji terbangun.
“Wah, kalian habis apa? Kenapa aku sampai terlewatkan ya!” rutuk Jongin kesal. Dia bahkan mendapatkan jitakan kecil dari Kyungsoo. Gawat jika pikiran anehnya itu dibiarkan.
Luhan dan yang lain segera membuat kue untuk Nayoung. Karena, waktu mereka tak banyak. Dan karena mobil yang mereka tumpangi mogok di jalan. Terpaksa mereka menunggu bus datang. Jadi, mereka datang agak lama, kata Kyungsoo.
Ketika ke empat lelaki itu telah menyelesaikan tugasnya. Mereka berbincang-bincang.
“Lu, kau menyukai dia?” tanya Kyungsoo blak-blakan. Luhan hanya diam
“Atau dia yang menyukaimu?” timpal Zi Tao, sementara Luhan hanya menggeleng sambil tersenyum.
“Kalian berdua itu ada apa sih, setiap ditinggal berdua, kalian terlihat seperti sepasang kekasih. Pantas Hyunji dibenci banyak yeoja, pasti fansmu cemburu berat” ujar Jongin.
“Sebelum mereka dekat Hyunji juga dibenci banyak yeoja. Dia multitalenta, kakaknya terkenal, keluarganya kaya, cantik, baik, dingin, dan gila. Siapa yang tak iri? Aku bahkan iri padanya” keluh Zi Tao. Semuanya pun menatap jijik pada Tao yang hanya memanyunkan bibirnya. Ia malah terlihat seperti homo.
“Ah, aku tak merasa menyukai dia” kata Luhan, sementara yang lainnya hanya saling pandang. Ketiga temannya itu tahu gelagat Luhan dan Hyunji. Dan ketiganya pun setuju kalau Luhan dan Hyunji berpacaran.
“Bagaimana dengan Chorong? Kurasa, dia suka padamu Lu” kata Kyungsoo setengah ragu. Dan luhan hanya mengangkat kedua bahunya, ia tak tahu.
“Aku bahkan tak ingin suka pada siapapun dulu. Aku harus fokus belajar” jawab Luhan sangat enteng.
Tanpa keempatnya sadari, Hyunji mendengar percakapan mereka. Ia merasa bahwa peluang untuk bersama Luhan sangatlah sedikit. Sebelum teman-temannya menyadari, Hyunji masih berpura-pura tidur. Hingga Kyungsoo yang membangunkannya. Lalu mereka semua pergi ke rumah Nayoung.
~@^-^@~
Sampai di rumah Nayoung, mereka semua disambut dingin oleh empunya rumah. Alasannya sepele. Mereka lupa Nayoung. Tapi Hyunji jadi sangat bersyukur. Setidaknya, wajah menyebalkan sahabat perempuannya ini bisa sedikit memperbaiki moodnya.
Entah kenapa, perkataan Luhan tadi siang terus menerus terngiang di otaknya. Kalimat-kalimat tersebut terus muncul bagai sticky note berwarna yang tak boleh ia lupa di tiap buku catatannya.
“Ah, aku tak merasa menyukai dia”
“Aku bahkan tak ingin suka pada siapapun dulu. Aku harus fokus belajar”
Tapi aku menyukaimu, Lu.
Meski di rumah Nayoung hanya ada lima orang tamu, tapi itu sudah lebih dari cukup. Kelima temannya itu memang sangat menyebalkan juga menyenangkan. Walaupun cara mereka memberi kejutan untuk Nayoung terbilang kuno. Tapi Nayoung tetap merasa senang.
Saat kue dipotong lalu dibagikan, semua serempak memasang wajah antusias. Mungkin karena kuenya enak atau apa. Yang jelas, Zi Tao tak bisa mempungkiri bahwa perutnya meraung-raung lapar.
Setelah makan, mereka bergegas menuju ke taman belakang rumah Nayoung. Kyungsoo menyalakan kembang api. Sementara Jongin mengajukan protesnya. Ia lebih suka menyalakan petasan. Menurutnya, itu lebih membuat langit jadi berwarna.
Zi Tao dan Nayoung malah lebih memilih untuk bermain catur. Dengan taruhan setengah loyang kue yang tersisa. Ah, tentu Zi Tao sangatlah bersemangat. Luhan memilih memperhatikan aneka ikan yang berenang ke sana ke mari di kolam ikan. Tak lupa ia juga mengabadikan tiap hal yang menurutnya menarik dengan kameranya.
Dan Hyunji, gadis itu memilih duduk di sebuah ayunan rotan. Mendengarkan berbagai macam lagu yang tersusun dalam playlistnya. Tak peduli akan kesenangan teman – temannya. Ia lebih memilih untuk bungkam dan membenahi dirinya.
Dia belum siap untuk mendengar penuturan enteng secara langsung dari mulut Luhan. Selama ini, ia memang tidak berharap banyak. Hanya saja, ia merasa sangat tersakiti. Bisakah Luhan menyayanginya lebih dari sekedar, sahabat?
“Hyunji! Kemarilah!” teriak Jongin dengan semangat tinggi. Hyunji hanya menolehkan kepalanya lalu menghampiri Jongin dengan malas.
“Apa?”
“Bisa kau ambilkan aku ice lemon tea? Aku haus jebal”
“Kau bisa mengambilnya sendiri, babo!”
“Ya! Kau ini. Aku sedang menyalakan ini tahu!” Jongin menunjuk ke arah kembang api yang ada di tangannya. Dan daripada Hyunji mendengar serentetan alibi, ia memilih untuk mengalah.
Bagitu sampai di pantry, matanya menelusur meja makan. Seingatnya, tadi Nayoung meletakkan se teko besar ice lemon tea di dekat washtafel. Tapi, ia tak menemukan apapun selain buah-buahan yang tersusun rapi. Hyunji akui bahwa Nayoung rajin. meski Nayoung tinggal sendiri, ia tak pernah membiarkan rumahnya kotor barang sedikitpun.
Dengan malas, Hyunji kembali ke taman. Baru juga tungkainya sampai di depan pintu, Jongin menagih pesanannya. Dan Hyunji hanya mengangkat bahunya tak mau tahu. Ia sudah cukup kesal hari ini. Dan haruskah Jongin menambah kekesalannya? /apadah ini/
“Hyunji, kau mau minum?” tawar Luhan sambil memperhatikan kameranya, berusaha membidik Tao yang sedang dijejali pion-pion catur oleh Nayoung. Itu menarik baginya. Hyunji menimbang sejenak, lalu menganggukkan kepalanya.
“Ayo!” ajak Luhan, dan Hyunji pun mengikutinya dari belakang /gaada ngikutin di depan/
Mungkin karena sudah biasa di rumah Nayoung, jadi Luhan sendiri sudah ingat betul di mana letak teh dan kawanannya. Berbeda dengan Hyunji, she doesn’t give a f**k for it. Berbuat masa bodoh, dia benar-benar dalam mood yang tidak baik.
Luhan membuat teh, dan Hyunji memilih memotong buah. Merasa bosan, ide gila muncul di otaknya. Ia bermain dengan alat dapur tersebut. Alhasil, sela jarinya tertusuk. Bodoh, ia terbilang sudah cukup dewasa kan? Kenapa masih bermain dengan sebuah pisau.
Lebih gilanya lagi, ia tak merasa sakit jari(lol:v) dia malah tertawa. Luhan segera membalikkan badannya saat mendengar Hyunji yang tiba-tiba tertawa lepas. Manik matanya menangkap cairan eritrosit segar mengucur dari sela jari Hyunji. Bahkan ia tak jadi mengaduk teh panas itu. Yang ia lakukan hanya menarik tangan Hyunji.
“Kau gila?” tanyanya dengan nada khawatir dengan panik yang begitu kentara.
Hyunji hanya mendengus mendengar kalimat tanya Luhan. Lalu menjawab sekenanya, “Tidak. Itu tidak sakit” sakitnya bukan di situ, bodoh!
Luhan membasuh luka Hyunji di washtafel dengan cepat dan hati-hati. Hyunji hanya meringis menahan air matanya di pelupuk. Lalu membawa Hyunji untuk duduk di atas meja pantry. Perasaannya kacau. Ia sangat melankolis sekali. Matanya tak berhenti memperhatikan Luhan yang sedari tadi hanya terfokus pada lukanya.
Saking fokusnya, ia tak menyadari bahwa ada yang lebih menarik untuk orang lain, daripada wajah Luhan di sana. Ke empat sahabatnya menyaksikan tiap detik kejadian tadi.
~@^-^@~
“Kau kenapa?” tanya Luhan seusai membalut tangan Hyunji dengan kasa dan perban. Hyunji memasang wajah datarnya dan kembali hening. Lalu ia menundukkan kepalanya.
“Hyunji-ya, kau ada masalah? Seingatku tadi kau baik saja”
Merasa tak dapat jawaban apapun, Luhan segera menarik pelan dagu gadis di depannya. Memaksa Hyunji untuk menatap matanya. Luhan sendiri bingung, seingatnya ia tak melukai Hyunji. Bahkan, gadis itu yang membuat luka menganga sepanjang tiga centimeter di sela jarinya sendiri.
“Aku mau pulang” jawab Hyunji datar. Jujur, akhir-akhir ini Luhan jadi takut. Diantara ke enam sahabat itu, dia dan Hyunji adalah yang paling dekat. Dan ia tak bisa mempungkiri lagi bahwa Hyunji memang yang paling menenangkan hatinya.
“Kau sedang aneh. Biar kuantar” Luhan membantu Hyunji turun dari meja pantry lalu menggenggam tangan Hyunji. Tapi Hyunji justru tak beranjak pergi ketika Luhan menarik tangannya. Ia bisa merasakan jelas degupan jantungnya sendiri yang tak sesuai tempo. Melambat kemudian menggila.
“Hyunji, kau kenapa?” tanya Luhan agak kesal. Mungkin sebentar lagi kesabarannya habis. Mungkin. Hyunji menggelengkan kepalanya lalu kembali duduk di meja pantry. Sedetik kemudian, Jongin masuk dan memecah keheningan mereka.
“Ice lemon tea ku mana?” tanyanya dengan wajah kusut. Berpura-pura tak melihat apa saja yang telah terjadi diantara dua kawannya ini sejak lima belas menit yang lalu.
“Eh, aku punya black forest! Ayo makan!” tawar Nayoung yang segera beringsut membuka lemari esnya. Lalu disusul Zi Tao dan Kyungsoo yang masuk dengan tawa meledak – ledak.
Ah, meskipun Hyunji aneh. Setidaknya ia punya orang – orang yang masih peduli dengannya, bukan?
*
*
*
*
TBC
haiiii... mian ya lama ngepost. Dan ini pendek banget, dan aluran gaje banget. But aku udah bikin endingnya aja :3 aku udah bingung ini mau diapain lagi di tengahnya. Mau ganti alur biar gak mainstream niatnya. Tapi, malah jadi maksa. Dan yeah, aku latepost karna benar-benar ragu sama ceritanya. apalagi kemarin ada insiden kehilangan file </3 heungggg... mohon penghargaannya (?) ninggalin jejak di mana aja lah, minimal komen kalo gabisa kritik juga pasti dikantongin :v once again thanks buat yang udah mau ngesupport dan nungguin / ye kali ada jan/ dan iniiiiiii aku udah UN hohohoooo :3 sekian dari saya, buat selanjutnya saya usahain ASAP!!! ( dari aku ke saya :v) Like usual, no bash no copas or plagiarsm! See ya next time~
Wassalam '-')7

Tidak ada komentar:
Posting Komentar