Tittle : Finally
Author : Yang Punya Blog Ini ^^v
Main Cast :
Di sisi lain di waktu yang sama, Seolhyun yang dari tadi sudah bosan
menunggu Sehun akhirnya pasrah menerima kenyataan, bahwa sahabatnya tak akan datang.
Dengan langkah gontai, ia menyeret koper berwarna biru langitnya dan mulai
melangkah menuju keluarganya di pintu keberangkatan. Ia menyeka pipi kirinya
yang basah, setetes demi setetes air mata itu jatuh. Ia terus menyekanya,
eommanya yang melihat kejadian itu langsung memeluknya dan bertanya lirih,
- Oh Sehun (EXO K)
- Park Seolhyun (OC)
Support Cast : Cari sendiri ne ^^ ntar juga ketemu u,u
Genre : Romance (?) School Life
Lenght : Chaptered
Note : OC karangan saya, FF ini juga punya saya, Cast yang laennya punya Tuhan YME, SME, dan keluarganya. Kecuali Sehun, dia punya saya :* *dijambak luhan* sisanya, di bawah ya~ No plagiat, No copas2, No silent reader.. Atas pengertian dan perhatiannya, thanks {} :))
~@^-^@=Woooke, Happy Reading All=@^-^@~
Previous Chap :
Tokk.. tokk... tok..
Lalu terdengar suara seorang yeoja paruh baya dari dalam ruang TU “Nde, silahkan masuk” terlihat seorang yeoja paruh baya berwajah eropa yang memakai kacamata berframe ungu tua yang senada dengan baju kerjanya, ia sedang menyusun buku ke dalam rak tinggi di belakang meja kantornya. “Annyeong, hmm, maaf mengganggu, saya Park Chanyeol & ini adik saya Park Seolhyun, kami murid ba-” belum sempat Chanyeol melanjutkan kalimatnya, seorang yeoja muda nan cantik jelita yang terlihat sedang tergesa-gesa masuk ke ruangan tersebut. Seketika membuat Chanyeol menghentikan ucapannya saat melihat yeoja yang ia yakini sebagai guru cantik itu datang.
@^-^@
“Kate, maaf ini darurat.. bisa
aku meminjam telfon kantor? Ponselku tertinggal di rumah, jebalyo Kate” kata sognsaengnim
muda itu “Oh, ne silahkan Fanny-ya” jawab orang yang di panggil Kate tersebut
“Gomawo...” jawab songsaengnim yang dipanggil Fanny itu.
“Cheonmalyo. Oiya, kalian murid
baru ya?” seketika lamunan chanyeol tentang guru cantik itu buyar setelah
mendengar suara TU tersebut “Saya Kate Samantha, saya TU di sini, kalian bisa
panggil saya Ms. Kate hmm, sebentar... (sambil mencari folder) O, ya Park
Chanyeol kelas XII-A kau sudah menyiapkan pelajaranmu hari ini?” tanyanya
dengan sopan dan lembut, sementara Chanyeol hanya menganggukkan kepalanya pelan
sambil tersenyum “dan kau, Park Seolhyun kelas X-A kau telah menyiapkan
pelajaranmu juga ne?” “Nde Ms.Kate” jawab Seolhyun lembut diiringi senyum
manisnya “Kalian sudah tahu ruang kelas kalian?” tanyanya dengan nada lembut
lagi “belum” jawab Chanyeol tak kalah lembut “Kalau begitu biar Fanny saem yang
mengantar kalian.... nah, ini kunci loker kalian, jika ada sesuatu, kalian bisa
hubungi saya nanti” “Ne Ms.Kate” “Fanny ya, kau sudah selesai? Kau tak
keberatan kan jika kutitipkan kedua heksaeng baru ini? Yang perempuan di kelas
X-A yang laki-laki ini di kelas XII-A” “Oh, ne gwenchana, kebetulan aku juga
ingin ke kelas XII-B, kalau begitu terima kasih atas pinjaman telfonnya” “Oh,
ya gwenchana” “Gamsahamnida Ms. Kate” kata Chanyeol dan Seolhyun hampir
berbarengan. Lalu mereka bertiga (Seolhyun, Chanyeol dan Fanny saem) keluar
dari ruang TU. Saat di perjalanan menuju kelas fanny saem membuka obrolan pada
kedua murid barunya itu.
SKIP (kalo dilanjutin jadinya
kelamaan)
@^-^@
Seperti biasa Kris saem guru
fisika sekaligus guru kelas di kelas X-A mengajar dengan santai tapi serius,
membuat para muridnya memperhatikan dengan tertib (terutama para yeoja). Ia
menuliskan beberapa rumus fisika lalu berbalik badan menghadap murid-muridnya
dan berkata “Oke, jadi ada yang bisa menjelaskan kenapa-”
Tok..tok..tok..
“Sebentar ya...” kata Kris saem
dengan senyum manisnya yang membuat para heksaeng yeoja menggigit kuku-kuku
jari mereka sambil menganggukkan kepalanya pelan, ada juga yang menahan
teriakan pujian pada Kris saem yang malah terdengar seperti cicitan tikus “Ah,
ne wae gurraue Fanny-ya?“ “Aku mengantarkan murid baru di kelasmu” kata fanny
saem begitu lembut hingga kris saem tersenyum manis sekali “Ya, gomawo fanny
ya!” “ne, cheonmalyo, nah, Seolhyun ini kelasmu, dan beliau ini guru kelas
sekaligus guru fisikamu” lalu Seolhyun memperkenalkan dirinya pada Kris saem,
begitu pula sebaliknya “Kalau begitu, Kris maaf aku duluan ya, aku harus mengajar
dan mengantar kakaknya juga, bye” “Ya, bye”
Entah kenapa obrolan singkat Kris
saem dan Fanny saem tadi membuat hati Chanyeol agak kecewa tapi, dia tetap
bahagia karena dapat di antar langsung oleh seorang guru muda nan cantik yang
ternyata langsung memikat hatinya sejak pertama melihatnya tadi.
“Nah, anak – anak, kita
kedatangan warga baru. Pindahan dari Jepang yang tadi pagi saya katakan. Ayo,
perkenalkan dirimu” kata Kris saem dengan ramah, sementara Seolhyun masuk ke
kelas barunya dengan malu-malu “Annyeong!” sapa Seolhyun malu-malu “Annyeong”
jawab teman-temannya kompak “Park Seolhyun imnida, hmm, semoga kita dapat
berteman baik, bhanggap seumnida” kata Seolhyun lalu ia membungkukkan badannya dengan
canggung, sementara teman – temannya memperhatikan Seolhyun dengan seksama (apalagi
namja).
“Ya, Park Seolhyun, kau berasal dari Jepang kan? Tapi bahasa koreamu
terdengar fasih dan lancar” puji Kris saem “Sebenarnya saya berasal dari korea,
hanya saja saya dan kakak saya baru pindah dari Akahibara kami baru pulang dari
Jepang” “Oh, begitu, berapa lama kau tinggal di sana?” “Err...sekitar 4 tahun,
saya melanjutkan kelas 6 sd dan smp di sana lalu memutuskan untuk kembali lagi
ke sini” “Baiklah, kalau begitu mari kita lanjutkan belajarnya, kau bisa duduk
di bangku kosong sebelah Kim Jung Ri” kata Kris sonsaengnim dengan ramah. Lalu
ia melanjutkan pertanyaannya yang sempat tertunda tadi. Sementara Seolhyun
berjalan ke arah bangku yang tadi dimaksud oleh wali kelasnya dengan bibir yang
ditarik hingga membentuk lengkungan yang berarti, senyuman.
“Annyeong..”sapa Seolhyun
“Annyeong, Kim Jung Ri imnida” lalu Seolhyun duduk dan mulai mengeluarkan alat
tulis dan langsung mencatat materi yang ada di papan tulis.
@^-^@
Kringgggg....
Bel istirahatpun berbunyi,
haksaeng-haksaeng kelas X-A segera berhamburan keluar dari kelas. Sementara
beberapa yeoja haksaeng lain memilih untuk mengerubungi tempat Seolhyun.
“Annyeong, soelhyun-sshi, Bae Ha Ni imnida” “Choi Sera imnida” “Oy, Jun Hyo Kyo
imnida” “Lee Dae Un imnida” sementara Seolhyun hanya tersenyum sambil
manggut-manggut kecil menjawab perkenalan teman barunya satu – satu.
“Kalian tidak ke kantin?” tanya
Seolhyun ramah dengan alisnya dinaikkan satu “Oh, ne, kami baru saja ingin
mengajakmu dan Jung Ri ke kantin, kau tak keberatan kan?” tanya Sera dengan tatapan imutnya “Oh, gwehchana, ayo ke
kantin aku lapar” kata Jung Ri penuh antusias “Tch, kau ini Jungri, urusan
yang enak – enak pasti semangat duluan” kata Hyokyo ketus sambli melipat kedua
tangannya di dada “Ya, sudahlah, kajja kita ke kantin.... ayolah Seolhyun
jangan malu-malu, kami ini temanmu kok” ajak Hani dengan ramah, lalu mereka berenam
berjalan bersisian menuju kantin.
-Seolhyun POV-
Anak – anak di sini, mereka
sangat dan tapi ramah-ramah apa begitu cara mereka memperlakukan orang baru
eoh? hmm kupikir di sini akan terasa membosankan karena aku akan kesepian, tapi
ternyata tidak. Ku pikir aku mulai menyukai keadaan ini.
Setiap kali aku melewati koridor
sekolah, para haksaeng-haksaeng lain memperhatikanku dari ujung rambut ke ujung
kaki. Ya, mungkin karena aku anak baru di sini. Tapi keadaan yang begini aku
tidak suka. Apa mereka tak mengerti perasaanku eoh? Molla, yang jelas aku malu!
“Hei, cepat sini! Mereka datang,
mereka datang....” teriak seorang yeoja yang ada tepat di belakangku dengan
cempreng hingga memekakan telinga. Teman-teman si cempreng itupun berlari ke
arah ujung koridor dengan wajah berbinar, dua-tiga kali mereka menabrakku.
Aissh, yeoja-yeoja ini terlalu berlebihan apasih yang ingin mereka lihat huh?
Aku dan teman-temanku membalikkan badan, pantas saja, yeoja-yeoja mata
keranjang itu berbinar ketika melihat sekumpulan namja yang mengenakan seragam
basket. Mereka tinggi-tinggi sekali dan, oops ada dia! Dia! Ya aku tak salah
lagi, dia yang berada di sebelah rumah halmoni! Sepertinya aku
mengenalinya...tunggu, ku ingat-ingat dulu....namja itu,
“Oh Sehun?”
entah mengapa nama itu terlontar
dari mulutku dengan pelan, lantas teman-teman baruku langsung menatapku heran
dan kaget “Kau sudah mengenalinya? Wah, si rambut jamur itu terkenal sekali
rupanya” kata Hyokyo dengan polos “Dari mana kau mengenalnya?” tanya Jungri
dengan nada kesal.
Yak, Park Seolhyun, kau babo!
Ottokkhae? Aku bingung harus jawab apa -_-? Tatapan mereka seakan-akan
mengintimidasiku. Aku menggigit bibir bawahku dan meremas ujung rok seragamku,
aku bingung harus jawab apa karena, sepertinya teman-teman baruku ini juga
menggilai Sehun seperti yeoja-yeoja itu.
“Ah sudahlah, kenapa kita berdiam
diri di sini! Aku lapar, kajja, makanan di kantin telah menunggu!!!” hfftt,
kali ini suara Daeun menyelamatkanku, gomawo daeun-ah “Ya sudah, kajja” Hani
memberi komando lalu kami membalikkan badan kami ke arah semula dan melanjutkan
langkah kami menuju kantin. Kali ini aku selamat, hufftt...
@^-^@
Saat bel yang menandakan waktunya
pulang sekolah berbunyi, Seolhyun buru-buru menuju kelas XII-A dia ingin
menemui Chanyeol hanya untuk sekedar meminta kunci rumah ataupun mengajak oppanya
itu pulang bersama. Saat dia sedang berjalan di lorong tiba-tiba tubuhnya jatuh
terduduk di lantai karena menabrak seseorang.
“Aww..” pekik Seolhyun “Mianhae,
mianhae... Neo gwenchana.... Seolhyun-sshi?” kata seorang laki-laki yang
menabraknya. Seolhyun pelan-pelan mendongakkan kepalanya untuk melihat
laki-laki yang berdiri di depannya,
laki-laki itu tersenyum sambil menyodorkan tangannya kepada Seolhyun
Deg.
“Ne, nae gwenchana.. se...sehun-sshi?
Kau masih ingat aku?” jawab Seolhyun tak percaya, lalu Sehun malah ikut duduk
di lantai karena Seolhyun mengabaikan uluran tangannya.
“Kekeke.. Ne, kau kan sahabatku
tentu aku ingat. Annyeong, ah tadi aku seharian tak ada di kelas karena
turnamen basket, lalu temanku memberitahuku bahwa ada murid baru di kelas,
mereka bilang sih yeoppo yeoja pindahan dari Jepang namanya Park Seol Hyun,
ternyata yang mereka maksud adalah kau” kata Sehun sambil menahan tawa
sementara Seolhyun merasa pipinya hangat seketika begitu mendengar ucapan Sehun
tadi, jika ia tak salah perkiraan, pasti wajahnya telah merah sekarang.
“Heh? Yeoppo yeoja? Hahahahaa,
baru kali ini ada yang bilang kalau aku ini yeoppo, ah, aku baik-baik saja, kau
sendiri bagaimana?” “Ne, sama sepertimu, ayo bangun! Kau mau kemana tadi hingga
terburu-buru begitu?” Sehun masih menahan tawanya saat bicara, lalu ia berdiri
tak lupa ia juga membantu Seolhyun berdiri lalu mereka berdua mengobrol dan
berjalan bersisian “Aku mau ke kelas Chanyeol oppa di XII-A, aku ingin cepat
pulang, aku ingin menelfon eommaku, aku rindu eomma, tunggu kenapa dari tadi
kau menahan tawamu?” “Aniya, biar ku antar kau ke sana, hey wajahmu tak banyak
berubah Hyunie-ah, kau tinggal di mana sekarang? Orang tuamu tak ikut ke sini?”
tanya Sehun sambil menaikkan alisnya sebelah dan menggaruk tengkuknya yang
sebenarnya tak gatal, membuatnya terlihat lebih cool.
“Eoh gomawo, aku tinggal hanya
dengan si tiang listrik konslet itu di rumah lama dekat sungai han, orang tuaku
tetap di Jepang, kau sendiri masih di rumah lamamu?”
“Tidak, keluargaku sudah pindah
rumah di dekat rumah eonnimu, si bawel Park Eun Woo” “Ohaha, kau mengenalinya
ne? Kenapa kau tak pernah menghubungiku sehunnie jika kau tau dia itu eonniku?”
“Aku takut menganggumu, lagipula aku juga tau kalau dia eonnimu belum lama ini,
hmm aku tau dari Seung Jo-hyung saat kami sedang bermain basket di taman,
tiba-tiba eonnimu datang dan memberitau Seung Jo-hyung kalau kau akan kembali
lagi ke sini, kukira kau kembali pada saat tahun ajaran baru nanti”
“Arra, arra..
Hey, kau juga tak banyak berubah sehunnie, maksudku tingkahmu yang tak banyak
berubah selalu bicara panjang lebar, apa kau begini pada semua yeoja?
Kelihatannya mereka sangat menggilaimu” Sehun hanya tertawa kecil menanggapi
kalimat yang baru diucapkan sahabat lamanya itu
“Ya, kau lihat sekarang aku
tampan dan keren, ya mereka pasti menginginkanku ne?” “Mwo? Rasa percaya dirimu
itu begitu tinggi, ya ku akui secara fisik kau memang jauh berbeda dari kau
yang dulu tapi sepertinya sifat aslimu tak pernah berubah, bawel” lalu mereka
melanjutkan obrolan mereka yang terlihat begitu akrab, sesekali ada gelak tawa
yang terlontar dari mulut keduanya.
Tanpa mereka sadari, walaupun
lorong sekolah sudah sepi tapi, masih banyak pasang mata yang melihat mereka
mengobrol berdua. Kebanyakan adalah yeoja, dan yeoja-yeoja itu adalah fans Sehun.
Mereka merutuki Seolhyun habis-habisan dari kejauhan, termasuk teman sebangku
Seolhyun, Kim Jung Ri yang ternyata adalah fans beratnya Sehun.
-Jung Ri POV-
Baru tadi pagi dia di kelasku.
Ya, murid baru asal Korea pindahan dari
Jepang yang duduk semeja denganku. Saat bel istirahat, tim basket Sehunku baru
pulang bertanding, eh murid baru itu, Seolhyun terlihat seperti sudah pernah mengenal
Sehun sebelumnya, tingkahnya jadi aneh dan membuatku langsung curiga, ada
hubungan apa dia dengan Sehunku? Lalu tadi, tak sengaja aku melihat Sehun-ku
yang tadi berjalan santai, lalu menabrak seseorang yang ternyata adalah
Seolhyun, dan sekarang mereka mengobrol, berjalan bersisian bahkan mereka
terlihat akrab sekali. Sejak kapan sifat dingin, ketus dan cool ala Sehun
berubah menjadi seakrab dan semanis itu pada orang lain, yeoja pula?! Dan
kenapa harus pada si murid baru itu?!
Arrgh, sial, sungguh sial, baru
sehari masuk dia sudah berani-beraninya mencari masalah! Dia belum tau siapa
aku eoh? Tenang saja, aku tak akan buru – buru membalasnya! Lebih baik sekarang
aku pulang daripada aku makin panas melihat kelakuannya! Park SeolHyun aku tak
peduli apa hubunganmu dengannya, yang jelas dia milikku, kau jangan sesekali
mendekatinya. Oke, akan ku ikuti permainanmu nona onar! Lihat saja, kau akan
menyesali perbuatanmu hari ini!
@^-^@
Sesampainya di rumah, Seolhyun
langsung mengganti sepatunya dengan sandal rumah lalu berlari kecil menaiki
tangga rumahnya. Dia langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia tak bisa melepas
senyum bahagia yang sedari tadi menempel di wajah cantiknya. Saat menutup pintu
kamar, ia sesekali tertawa dan memegangi kedua lengan tangannya. Lalu ia
meletakkan tasnya di meja belajar dan langsung menghempaskan tubuh idealnya di
atas ranjang. Dia masih membayangkan pertemuannya dengan Sehun tadi, rasa
rindunya kini telah terhapuskan sudah.
Dengan senyum yang masih menempel di wajahnya,
ia bangkit dari ranjang lalu berjalan mengambil handuk yang digantung di dekat
pintu kamar mandinya, ia menyalakan lampu kamar mandi dan masuk ke dalam
ruangan 4x3 itu. Saat mandi, ia sesekali
menggumamkan lagu ataupun bernyanyi.
Sementara chanyeol yang dari tadi
kebingungan melihat tingkah laku adiknya hanya bisa menggelengkan kepala dan
berkata “Dasar, yeoja gila!-_-”
-Seolhyun POV-
Aaaaa, segarnya usai mandi, aku
mengeringkan rambutku sesaat dan memakai baju rumahan, tak lupa aku menggantung
handuk biru muda ini ke tempat asalnya dan meletakkan baju kotor ke
keranjangnya. Ku hempaskan tubuhku di bangku belajar, ku raih ponsel touch
screenku yang tergeletak di meja, ku sandarkan punggungku di punggung kursi
empuk ini dan pikiranku langsung menerawang mengingat rentetan
kejadian-kejadian menyenangkan tadi.
Aaaaa, aku bahagia sekali! Hari ini adalah
hari ketigaku tinggal di Seoul. Dan untuk kedua kalinya, aku bertemu dengannya,
ya, dia, sahabat lamaku, walaupun penampilan fisiknya yang membuatku sempat
pangling tapi aku tetap menyimpan perasaan ini padanya.
Aigo, kami sudah terpisah 4 tahun
tanpa kontak tapi sifatnya tak banyak berubah. Ku harap mulai hari ini dan
seterusnya aku akan sedekat ini dengannya bahkan, lebih dekat dari ini dan
dulu. Oh Sehun...tau kah kau bahwa aku amat sangat merindukanmu. Tadi aku
sempat bertukar nomor ponsel dengannya, ah betapa beruntungnya aku hari ini?
katanya tadi jika ia telah pulang, dia
bilang dia akan menghubungiku. Aku tak sabar menunggunya, aish ada baiknya jika
aku makan dulu ne? Hehehe..
-Sehun POV-
Yeay! Coba tebak, hari ini aku
sangat sangat sangat saangaaat beruntung. Kau tau kenapa? Yak, hari ini aku
seperti mendapatkan double jackpot! Pertama, timku memenangkan pertandingan,
itu artinya, timku akan melanjutkan babak selanjutnya di kejuaraan nasional.
Kedua, aku bertemu dengannya, dia terlihat cantik sekali, sifatnya juga masih
sama, ramah. Bahkan, aku telah bertukar nomor ponsel dengannya. Tak sia – sia
aku menunggunya 4 tahun ini. Ah, kapan kira-kira aku bisa menyampaikan perasaan
yang tertunda. Seketika, aku jadi ingat kejadian waktu itu.
Flashback
“Sehunnie!” teriak seorang yeoja kecil bermata coklat di ujung jalan,
gadis itu berlari ke arah Sehun, lalu namja bernama Sehun itu menghentikan laju
sepedanya serta memalingkan badannya untuk melihat siapa yeoja yang
memanggilnya. Langsung saja yeoja itu juga menghentikan langkahnya, ia
tersenyum simpul dan memberikan isyarat agar Sehun menghampirinya. Setelah ia
mengetahui siapa yang memanggilnya, senyum langsung tercetak di wajah tampannya
itu. Ia segera memutar-balikkan sepedanya dan menghampiri yeoja itu.
“Ne, wae guraeu Hyunie-ah?” tanyanya dengan wajah ‘kepo’ “Besok kau tak
ada acara kan? Bisa tidak kau mengantarku?” tanya yeoja itu penuh harap “Heh,
mengantarmu? Memangnya...kau mau pergi kemana?” “Eomma dan appa bilang ingin ke
Jepang. Sepertinya akan pergi cukup lama, tolong datang ya, kau kan sahabatku
dari kecil”
Deg!
Seketika hati Sehun resah mendengarnya. Pergi, pergi kemana? Ke
Jepang?! Untuk apa? Tanyanya dalam hati. Ia mencoba untuk mengatur ekspresinya,
membuat wajahnya seperti biasa agar sahabatnya ini tidak merasa curiga
dengannya.
“Oh, jam berapa? Mmm, mungkin seusai les gitar aku bisa menghampirimu
di bandara, tapi aku tak janji” ucapnya datar, padahal dalam hatinya, ia
berjanji akan datang besok ke bandara “Sekitar jam setengah 4 sore, kau harus
datang, aku ingin memberi tahukanmu sesuatu, hey! Oppaku meninggalkanku. Bisa
tidak kita pulang bersama? Rumah kita kan searah, jebalyo Sehunnie” “Oh, oke,
akanku usahakan, aku juga ingin memberimu sedikit informasi.” Ucapnya sedatar
mungkin “Bisakah kau beritau aku sekarang apa informasi itu?” “Shireo, tidak
bisa sekarang, harus besok!” katanya penuh semangat sementara yeoja mungil itu
hanya mengerucutkan bibirnya, pertanda ia kesal ”Sudahlah, naiklah Hyunie-ah,
kajja! Langit sudah mendung” ucap namja yang sedari tadi mencoba menahan
ekspresi resahnya.Dan yeoja itu memamerkan sederet gigi putihnya dan naik ke
jalu sepeda namja kecil itu. Mereka pulang bersama.
Besoknya..
Jarum jam di jam tangan merah muda bergambar bunga-bunga milik Seolhyun
sudah menunjukkan pukul 03.30 waktu
setempat. Tapi, namja kecil sahabatnya itu, Sehun belum juga datang.
Padahal kurang dari 30 menit lagi ia dan keluarganya harus lepas landas.
Sesekali ia melirik ke arah jam tangannya dan memperhatikan sekitar.
Takut-takut sahabatnya datang.
Sementara di rumah Sehun..
Sehun terbangun dari tidur siangnya. Hari ini les gitarnya terpaksa
ditunda, karena gurunya sedang berkenan hadir, karena bosan, ia memilih untuk
tidur siang. Dengan setengah sadar, ia masih mencoba mencerna kalimat yang
terlontar dari bibir mungil Seolhyun kemarin yang masih terbayang – bayang di
kepalanya “kau harus datang, aku ingin memberi-tahukanmu sesuatu”. Apa yang
Seolhyun akan beri tahu padanya. Tiba-tiba dia terkejut teringat sesuatu, ia
langsung mendelik ke arah jam dinding. Setengah empat sore, ia langsung teringat
akan janjinya kemarin, memang ia bilang ia tak janji, tapi dalam hatinya, ia
telah berjanji bahkan bersumpah untuk datang, pukul setengah empat sore, di
bandara!
Aissh, kau ini baru berumur 10 tahun tapi kenapa lupamu kambuh, rutuk
Sehun dalam hati. Bodoh kau Sehun! Appa atau Eomma tak akan membiarkanmu pergi
ke bandara sekarang! Lihat, langit sudah mulai menangis! Rutuk Sehun pada
dirinya sendiri untuk kesekian kalinya.
“Kau tak apa adal? Sudah, jangan khawatir, jika ada kesempatan kita
akan kembali lagi ke sini. Eomma janji! Lagipula kau akan punya banyak teman
baru nantinya” sambil mengelus rambut panjang anaknya yang dibiarkan menjuntai
di punggung kecilnya “Ne eomma” katanya dengan suara parau, eommanya melepaskan
pelukan dengan perlahan, lalu mengusapkan kedua ibu jari tangannya di kedua
pipi chubby anaknya yang basah “Ayo kita berangkat, langit mulai gerimis, sudah
jangan ikut menangis seperti langit!” kata eommanya lembut, ia mencoba
meluluhkan hati anaknya agar mau ikut pindah ke Jepang. Lalu keluarga Park
mulai menaiki pesawat.
Sehun masih berkutat di kamarnya. Sudah terlambat pekiknya dalam hati.
Dia tak mungkin lagi bisa pergi ke bandara walaupun hanya untuk melihat
Seolhyun untuk terakhir kalinya mungkin. Sekarang, ia hanya bisa meratapi
kejadian ini. Dia telah melepaskan seseorang yang selama ini dia sayangi, lebih
dari teman, lebih dari sahabat. Dia mengumpat dirinya berkali-kali. Sambil
meremas rambut di kepalanya, ia tak henti-hentinya menitikkan air mata atas
kekecewaannya.
'Babo Sehunnie!!!'
-Flashback END-
@^-^@
-Author POV-
Beberapa saat kemudian, ia
mengambil sebuah kotak kecil berwarna biru langit, warnya kesukaan Seolhyun
berhiaskan pita berwarna silver yang tergeletak di laci meja belajarnya. Sehun
menarik pita itu, dibukanya kotak itu dan di lihatnya lekat-lekat benda yang
masih berada di sana. Sebuah gelang dari manik-manik aneka warna. Lalu ia ambil
gelang itu, dan ia tertawa kecil.
“Seolhyun, benda ini yang
membuatku selalu mengingatmu, benda ini yang waktu itu ingin ku berikan padamu
di hari itu. Hari dimana kau pergi” kata Sehun sambil tersenyum lirih. Sedetik
kemudian, ia membereskan gelang itu bersama kotak dan pitanya, lalu ia
memasukkannya lagi ke dalam laci seperti semula. Lalu, ia mengambil ponsel yang
ada di atas ranjang. Ia mulai mengirimkan pesan singkat pada seseorang yang
telah ia nanti lama kehadirannya.
@^-^@
Pukul 6 pagi waktu setempat,
Seolhyun terbangun dari tidur nyenyaknya. Bagaimana tak nyenyak? Ia memimpikan
orang yang ia rindukan bertahun – tahun. Setelah ia membereskan kamarnya, ia
bergegas mandi. Hari ini, ia ingin terlihat lebih cantik dari hari biasanya.
Rambut panjang hitamnya yang bergelombang ia biarkan menjuntai lalu, ia
menjepit poninya ke atas. Tak lupa ia memakai parfum favoritnya. Rok seragamnya
yang agak melorot ia naikkan sedikit, sambil mendengus kesal ia memasangkan
ikat pinggang lalu, menurunkan kemeja putihnya agar menutupi keberadaan si ikat
pinggang. Setelah merapikan dirinya, Seolhyun turun ke dapur untuk menyiapkan
sarapan pagi untuk dia dan oppanya. Tak lupa ia membawa tas dan ponselnya yang
akhirnya ia letkkan di pantry dapur.
Lalu, Chanyeol yang baru keluar
dari kamarnya berjalan sok cool sambil merapikan dasinya dan mencangking tas
serta blazer di bahu kirinya. Ia agak kaget ketika mendapati adiknya yang
sedang memanggang roti sambil menggumamkan lagu. “Whoaa, tumben sekali kau
rajin di pagi hari, kau kerasukan makhluk apa eoh?” sapaan Chanyeol yang
bertujuan meledek tapi malah membuat senyum Seolhyun tak luntur “Hai oppa!
Selamat pagi!! Seperti biasa ya, kau yang mencuci piringnya sebelum berangkat”
kata Seolhyun sambil tersenyum-senyum. Lalu ia menaruh 2 gelas susu di meja
makan dan mulai meletakkan roti panggang di atas piring dan mengolesinya dengan
selai coklat kesukaan mereka. Chanyeol yang melihat fenomena langka itu hanya
menganga saja. Sedetik kemudian dia mulai makan roti yang disediakan adiknya
lalu tertawa kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Hyunie-ah, kau hari ini baik
sekali, tumben, apa yang membuatmu begini eoh?”
“Heh? Aku tak berubah, aku sama
seperti biasanya, hanya semangat pagi hari saja mungkin...
dududuuu..dududuuu..” lalu Seolyhun mulai membereskan peralatan memasaknya yang
tadi ia pakai
“Kekekekee... oiya, kemarin aku
mendaftarkan diri di eskul basket dan aku bertemu dengan teman lamamu! Dia
terlihat sangat berbeda sekarang, apa kau tak rindu eoh? Oyy, kau ikut eskul
apa?”
Seolhyun menghentikan aktivitas
membereskan dapurnya lalu menatap ke oppanya sekilas dengan senyum simpul dan ia berkata “Oh,
maksudmu Sehun? Aku juga bertemu dengannya kemarin, dia juga yang
mengantarkanku ke kelasmu kemarin, aku ingin ikut eskul musik atau tari saja,
aku lebih berminat pada seni” lalu ia melanjutkan tugasnya yang tertunda tadi.
Tiba-tiba Chanyeol mengeluarkan smirknya dan mulai menggoda adiknya tentang
Sehun. Seolhyun hanya bisa memasang wajah datar lalu kembali tersenyum simpul
dan memasang wajah datarnya lagi (agak gaje, tapi pada ngerti kan yaah?) Lalu mereka
bersiap dan berangkat sekolah bersama dengan mobil sedan hitam metalik keluarga
Park.
@^-^@
Sesampainya di sekolah, mereka
berjalan bersisian seperti kemarin dan menimbulkan titik pusat tersendiri
(perhatian publik maksudnya). Beberapa yeoja yang menggilai Chanyeol seketika
nampak cemburu pada Seolhyun.
Sementara mereka berdua mengobrol
dengan santainya sesekali mereka tersenyum pada beberapa orang yang telah
mereka kenal. Lalu mereka berpisah di tangga sekolah, mereka menuju kelas
masing-masing.
Kakak beradik Park ini memang
aneh, mereka akan terlihat kompak dan saling menyayangi serta melindungi lalu
mereka akan bertengkar karena hal sepele dan begitu seterusnya.
-Seolhyun POV-
Setelah aku mengucap salam
memasuki kelas, aku agak bingung melihat tempat dudukku di penuhi banyak
teman-temanku. Lalu seorang temanku yang menyadari kedatanganku langsung
menepuk pundak temanku yang lain, mengisyaratkan mereka semua untuk bubar dari
tempat dudukku. Sementara Daeun yang dari tadi kulihat berdiri di sekitar bangkuku,
hanya melipat kedua tangannya di dada sambil menggeleng melihat tempat dudukku.
Aku pun langsung berjalan menuju tempat dudukku.
'Ada apa lagi ini ?!'
-->> Tu Bi Kontinyu<<--
Haiiiii~ Saya jarang mampir ke sini... whoaaaa, sidersnya banyak *gila kambuh -__-v* saya jarang mampir karena banyak tugas dari sekolahan.... Terus, pengurus OSISnya belom ganti sih hehehe.. Tapi saya juga bisa ditemuin di web lain *saya narsis, jadi ada di mana-mana* Saya ada di SINI wkwk... Oke Thanks for everything muaah~ ^^v

lanjutin dong dhan 。◕‿◕。
BalasHapus