Minggu, 22 Desember 2013

Heart Beat - Chapter 1 (Fanfic)




Tittle               : Heart Beat
Author            : Yang Punya Blog Ini ^^v
Main Cast       : 
  • Xi Lu Han (EXO-M)
  • Park Hyun Ji (OC) 

Support Cast  : 
  • Find it later xp

Genre             : School Life, Romance, Sad, Teenagers
Lenght            : Chaptered
Summary        : 
“Ini kisah tentang dia, cinta pertamaku. Tentang dia, yang dengan tega telah meninggalkan ribuan bahkan, jutaan kenangan bahagia. Tentang dia, yang dengan kejam telah membuat jantung ini bekerja berjuta bahkan mungkin, bermilyaran kali berpacu jauh lebih cepat dari sebelumnya. Tentang dia, yang dengan curangnya telah mengambil alih isi pikiranku selama 24 jam nonstop tanpa rasa ‘tidak khawatir’! Dan juga tentangnya, yang dengan berani-nya muncul setelah hari itu hingga saat ini.. Oh,terima kasih atas semua kekejaman ini! kau tau hmm? Aku menikmatinya..“




~@^-^@=Woooke, Happy Reading All=@^-^@~

~Park Hyunji P.O.V~        

Ini aku, Park Hyunji kelahiran asli Seoul, line 94. Aku yeoja, tapi sebagian besar orang menyebutku setengah namja. Sekarang aku kelas XII-A di School Of Performing Arts. Seperti biasa, bangun di pagi hari yang menyebalkan, bertemu dengan tumpukan tugas dan buku tebal yang membosankan, lalu mendengarkan para ‘orang tua’ berkhotbah bagaimana pentingnya pendidikan di masa yang akan datang di depan kelas dan bla, bla, bla...

Hey, tau kah kalian apa yang membuatku tetap menjalankan rutinitas sialan ini huh? Ya! Nilaiku, masa depanku! Kalau bukan karena hal itu serta keluargaku, Hell Ya! Cih, mana mau aku susah payah begini! -___- *malasnya kau Hyunji -__-

Aissh, belum lagi dengan sekawanan makhluk yang biasa disebut ‘teman(chingu)’ yang berjenis ‘yeoja’. Mereka selalu berceloteh panjang lebar mengenai hal apa saja, entah itu yang mereka suka atau mereka benci sekalipun. Oh, mungkin ‘teman - yeoja’ ku yang berbeda hanya satu, Kim Nayoung. Kurasa, hanya dia-lah yang paling  mengerti aku dan memahami sifatku.

Ah, persetan dengan makian, cacian, cibiran ataupun sindiran dari ‘teman bergender yeoja’ lain untukku. Mereka selalu iri dengan apapun, berisik pula. Macam sarang tawon saja kelas jika mereka ada. Oh, terlebih jika beberapa namja populer ada di sekitar mereka. Yak, mereka rusuh bak setan kesetanan (O.o?)

Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 06.45 KST, oh nice! Aku baru membuka kedua mata indahku ini, for your information, aku masih berada di atas ranjang! Dan kau tahu? Bel sekolah laknat itu berdentang pada pukul 07.15 KST. Masih lama bukan? Lantas, masalahnya adalah, butuh waktu sekitar 30 menit lebih sampai di sana. Dan-aku-belum-apa-apa!!!! -___-

Dengan segala kemampuanku, sesegera mungkin aku mandi, membereskan tempat tidur, sarapan dan berangkat. Well, ingat! Aku ini yeoja rajin bagaimanapun juga aku harus memenuhi tugas pagiku *rajin tapi kok bangun telat \(-,-“*

(15 menit kemudian)

Hufft, semua siap. Terpaksa aku harus meminta oppa kesayanganku untuk mengantarku sampai tujuan dengan cepat. Tapi naas, dia tak mau. Good! Mahasiswa tingkat dua ini ingin mati rupanya huh?! -___- Bagaimanapun juga waktuku tidak banyak! Sekarang sudah pukul tujuh dan mana ada bis yang lewat SOPA secepat kilat di jam segini! Setelah lima menit lebih aku mati-matian membujuknya, akhirnya dia mau.

10 menit kurang perjalanan berhasil kami tempuh berkat motor merah sport miliknya. Well, motor itu lebih membantu daripada pemiliknya. Aish, nyaris sampai di gerbang, si ahjussi satpam itu dengan beraninya menutup pagar. Setidaknya aku beruntung bisa datang walaupun telat daripada tidak sama sekali.

“Yak! Yak! Lim ahjussi jangan di tutup!!!” teriakku

“Tidak bisa! Kau telat! Suruh siapa bangun siang, haksaeng macam apa kau ini! datang tak pernah tepat waktu! 15 menit lagi baru kubukakan gerbangnya!” jawabnya ketus dan sok galak

Sial, inilah peraturan sekolahku yang tak masuk akal. Jelas – jelas muridnya telat tapi malah di suruh menunggu 15 menit di luar gerbang. Baru, nanti satpam jelek ini akan membukakan gerbang dan menggiring siapapun yang telat ke ruang BK, bertemu dengan saem terbawel seantreo SOPA... Jessica Jung Songsaenim

“Aih, jinjjayo!! Aku hanya terlambat 2 menit!” teriak Seung Joo yang entah dari kapan ada di belakangku

“Eoh, terlambat 2 menit?! Aigooo, kau terlambat 4 menit Baek Seung Joo!” Seung Joo membelalakkan matanya sekaligus berujar ‘mwo?!’ lalu mengalihkan pandangannya ke jam tangan mahal yang bertengger di tangan kirinya dengan gentle-nya.  Padahal, ia sepertinya baru datang sama sepertiku. Ah, aku tak mau ambil pusing di pagi ini. Dengan perlahan, aku mencoba menjauh dari kerumunan haksaeng lain yang telat. Aku mulai berjalan menuju tempat persembunyianku. Ani, aku berlari. Sebenarnya, bukan tempat rahasiaku juga sih, tapi sampai saat ini kurasa hanya aku yang tahu tempat ini.

Hana

Dul

Set!

Hap! 

Good. Aku berhasil meloncati pagar pembatas ini. dan sekarang di sinilah aku, di taman belakang SOPA yang elit itu. Dengan kecepatan kilat aku berlari menuju kelasku di lantai tiga. Lorong demi lorong ku lalui, untungnya sudah sepi. Ya, jelas sepi ini sudah bel! Begitu hampir sampai di ambang pintu kelas, aku memelankan langkahku. Mengusahakan agar derap langkah anggun ini tak terdengar siapapun (minus aku sendiri).

Hufft, lega rasanya mengetahui Lee-songsaenim ahjussi lapuk, tua nan karatan itu belum memunculkan batang hidungnya di kelasku.

"Hai! Namja imut, kau baru datang hm?” Shit! Sapaan macam apa ini Huang Zi Tao?! Aku hanya membalasnya dengan senyum yang kuusahakan terlihat manis. Dia berjalan ke arahku dan menunjukkan senyum menjijikkannya itu. Well, dia sahabatku, sialnya! Dia juga duduk di belakangku, tepat di belakangku!! Dasar mata panda!

“Whoaaa, Hyunji, Hyunji, Hyunji! Ayolah, kau hanya telat delapan menit dari bel! Lagipula, ahjussi tua itu belum masuk kelas..santailah” kali ini suara Jongin. Demi jenggot Merlin! Aku ingin menjambak anak hitam ini!

Dengan langkah malas, aku menghiraukan keduanya. Aku memilih langsung menuju bangkuku di deretan ke empat, baris ke tiga, di bawah jendela kelas yang menghubungkan langsung dengan lapangan sepak bola sekolah ini.

Baru saja aku menumpukan badanku di bangku panas ini, Kim Nayoung menyapaku “Annyeong hasseo Hyunji-ah! Tumben kau telat” dia menyunggingkan senyuman khasnya tanpa sedikitpun menoleh padaku. Ya, dia tetap mengunci pandangannya pada buku latihan matematika yang aku yakin pemiliknya tak lain dan tak bukan adalah Kyungsoo, si ketua kelas teladan itu. Sementara jemarinya terus menari dengan lincah – Dia – Menyalin – PR - Lagi. Oh, demi tuhan! Aku tak akan pernah melalaikan tugasku seperti dia. Ya, walaupun dia sahabatku, tapi sifatnya yang ini bukan tipeku!

See, aku kesiangan, Nayoung” kataku sambil menyiapkan peralatan belajar, sementara Nayoung hanya menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti.

“Hey, ke mana Lee songsaenim ?” tanyaku dengan selidik

“Eoh, makhluk itu... dia belum datang sepertinya, atau entahlah.. Yang jelas, Kyungsoo sedang memanggilnya” Yak! Dia masih sibuk dengan kegiatan men-copy-paste tugasnya walaupun ia menjawab tiap pertanyaanku.

Dengan sangat bosan aku mendengar suara – suara ini. Para haksaeng yeoja di kelasku yang sedang membicarakan tentang idola mereka. Oh, please itu memekakkan telinga. Dan para haksaeng namja yang menggerubungi meja Jongin sambil terus bergurau. Aku memilih menyalakan i-podku, memasang earphone dan mulai membaca buku. Kulirik meja sebelah kananku, hmm.. kurasa ‘dia’ sedang berada di area Jongin bersama yang lainnya.

Hmmm, semoga hari ini nasib baik akan berpihak padaku, who knows. Aamiin..

~Park Hyunji P.O.V End~

~@^-^@~

Bel istirahat berbunyi, segera Hwang songsaenim mengakhiri pertemuannya di  kelas XII-A. Hyunji merapikan buku-bukunya dengan malas dan kembali menyumbat telinganya dengan earphone ungu-putih kesayangannya setelah guru cantik itu berlalu. Satu per satu haksaeng XII-A berhamburan. Sekarang hanya tersisa ia, dan beberapa haksaeng namja lainnya.

“Oke, aku duluan ya!” teriak Tao sambil melambaikan tangannya ke arah Luhan. Sementara Jongin dan Kyungsoo mengekorinya sembari menunjukkan ‘sesuatu entah apa itu’ dari ponsel masing – masing. Lalu mereka meninggalkan kelas. Dan sekarang, di sinilah Hyunji. Di kelas yang menurutnya menyebalkan. Tunggu, tidak begitu menyebalkan karena sekarang hanya ada dia dan Luhan. Anak yang tahun lalu berada di kelas reguler, ya berkat otaknya yang encer, dia bisa masuk kelas XII-A di tahun ini. Cukup membanggakan mungkin.

“Hmm, Hyunji-ah” panggil Luhan pelan sambil memasukkan buku paket bahasa inggris tingkat tiga.

“...” Hyunji tak mendengarnya, Hyunji sedang membereskan kertas – kertas tugasnya yang berantakkan di atas meja.

“Hyunji... Park Hyunji...” Luhan memanggilnya dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya. Sekarang Hyunji masih belum dengar, oh mungkin karena earphone yang menyumbat sepasang telinganya.

Dengan agak ragu, Luhan mendekat ke arah Hyunji dan Menepuk pelan bahu kiri Hyunji

“Hei, namja imut!”

“Aissh.... Xi Luhan!” Hyunji terperanjat, buru – buru ia melepaskan earphonenya.

“Kau membuatku kaget... Huh, ada apa?” tanyanya dengan wajah datar tapi menggemaskan.

Tahukah kalian, jika Hyunji sedang mencoba menetralisir kadar soda yang mungkin ada di jantungnya? Walaupun itu tidak mungkin, tapi sekarang, jantung Hyunji seperti meronta-ronta keluar dari singgasananya.

“Mian, lagipula... Aku sudah memanggilmu tiga kali, tapi kau tak juga menjawab”

“Err, mian aku terlalu fokus mendengar lagu. Ada apa?” jawab Hyunji sedatar mungkin

Oh, Tuhan... Jantungku, mengapa begini... Aissh...’ kini hatinya yang meronta - ronta

“Oh, ani.. hanya ingin mengajakmu ke kantin, kau mau ikut?” Luhan berkata santai seperti biasanya, dengan 
tangan kirinya menggaruk tengkuk yang tak gatal dan berakhir mengacak rambutnya.

Hyunji tersenyum tipis sambil mengangkat bahunya “Sure. Tak masalah” Luhan pun tersenyum dengan tampannya. Ya, senyuman itu makin membuat jantung Hyunji berdebar dengan liarnya.

Lalu mereka keluar kelas berdua, mereka berjalan dari lantai tiga ke lantai dasar menuju kantin dengan beriringan. Mengobrol satu sama lain, saling menutupi kecanggungan yang ada. Tatapan tidak suka mengiringi langkah mereka berdua. Ani, langkah Hyunji tepatnya.

Ya, wajar karena Luhan begitu populer di SOPA. Klasik, Xi Luhan yang tampan, rendah hati, ramah, jago olahraga, bersuara merdu, gitaris EXO-Band yang cool tentu di gilai banyak yeoja mulai dari kelas 10 hingga kelas 12. Dia berjalan bersama Park Hyunji, si kulkas berjalan yang konon katanya setengah namja (plus hampir dibenci semua yeoja di SOPA), yang cerdas selalu masuk peringkat 2 besar juara umum di SOPA, adik kandung dari foto model muda tampan ternama Park Chanyeol dan juga dancer terbaik dua tahun berturut – turut. WOW!

Masih seperti biasanya, para yeoja itu terus saja memandang iri ke arah mereka, menatap Hyunji penuh benci. Walaupun mereka terkenal terikat akan ‘persahabatan’ tapi para yeoja itu sepertinya tak mau tahu. Para yeoja itu terus memaki, mencibir Hyunji seperti biasa. Mereka iri dengan Hyunji. Tapi inilah Hyunji, ia tak mau ambil pusing. Dia tetap melanjutkan kegiatan berjalan dengan Luhan ke kantin dan mengabaikan tatapan tajam dari puluhan pasang mata.

~@^-^@~

Hari demi hari berjalan seperti biasanya. Hyunji masih disibukkan dengan berbagai tugas sialannya. Apalagi, rentetan ujian kelulusan sekolah akan segera menghampirinya. Hyunji berencana akan melanjutkan studinya di universitas jurusan seni kenamaan di negeri Paman Sam. Dia ingin mengejar cita-citanya sebagai musikus terkenal. Mungkin, mudah baginya mendapatkan tempat di dunia entertainment. Mengingat bahwa oppa-nya adalah model terkenal. Tapi ia ingin lebih dari itu, ia ingin menjadi orang yang hebat di dunia musik karena bakat dan kerja kerasnya.

Hari ini jam pelajaran olah raga kosong, tak ada guru. Choi Siwon songsaenim sedang menghadiri pelatihan di Pulau Jeju. Hmm, beruntung sekali guru itu! Dia bisa ikut pelatihan sekalian me-refresh pikirannya sejenak. Tapi, walaupun Siwon saem tak hadir, ia telah menitipkan materi pada ketua kelas XII-A. Kebetulan, Kyungsoo memang termasuk ke dalam tim inti baseball sekolah pastinya, tak akan sulit untuk membagi ilmunya pada teman-temannya. Semua haksaeng kelas XII-A telah berkumpul di lapangan baseball lengkap memakai seragam olah raga.

“Oke, kali ini kita akan melakukan materi kesukaanku!” kata Kyungsoo penuh semangat

“Hei, kami tahu! Kau kan tim inti baseball! Sudahlah, mulai saja!” jawab Eunji tak terima, dia mulai kepanasan bung.

“Yak, Kyungsoo.. ini mulai panas! Cepatlah, kulitku nanti rusak” Krystal menambahi pendapat Eunji. Sementara yang lainnya hanya memutar kedua bola mata mereka. Ya, mereka bosan dengan Eunji dan Krystal yang sering mengeluh. Duo Comel.

“Heh, baiklah! Hmmm, Luhan! Kau juga tim inti! Ayo bantu aku!” yang dipanggil pun menganggukkan kepalanya penuh antusias.

Setelah 15 menit kurang Kyungsoo dan Luhan  menjelaskan aturan dan asal mula baseball. 24 anak itu dibagi menjadi 3 tim. Tim A di kapteni oleh Jongin, Tim B dengan si Kyungsoo, dan tim C dengan Luhan. Permainan pun dimulai. Ronde pertama Tim A vs. Tim B tentu dimenangkan oleh tim B.

Hey, Jongin spesialisasi basket, bukan baseball. Lalu giliran tim B vs. Tim C, kebetulan Hyunji masuk di tim B. Awalnya, permainan berjalan biasa saja. Lancar tanpa kendala hingga....

Bruk..

Semua mata terperangah menyaksikan kejadian barusan. Demi apapun, ini kejadian langka. Hyunji si kulkas berjalan terjatuh. Tawa langsung membahana dari para haksaeng yeoja. Sementara Hyunji CS tampak kesal dengan perlakuan tersebut. Yeoja – yeoja yang tadi tertawa bungkam seketika. Pasalnya, Hyunji tak kunjung bangun dari jatuhnya. Luhan membelalakkan matanya, dia segera berlari ke arah Hyunji lalu disusul oleh Hyunji CS. Segera Luhan membalikkan tubuh Hyunji.

“Omo! Kepalanya berdarah, sepertinya dia membentur tanah cukup keras!” teriak Luhan panik. Tanpa aba – aba, Luhan segera membopong Hyunji ke UKS sekolah. Dan karena itu,  pelajaran olah raga terpaksa dibubarkan.

~@^-^@~

“Yak Hyunji-ah kau ini kenapa huh?” celoteh Chanyeol sambil fokus menyetir.

“Aish, nan gwenchana..” jawab Hyunji lirih. Walaupun Chanyeol sangat menyebalkan dan bawel, tapi dia punya satu sifat yang membuat Hyunji sayang padanya. Chanyeol seorang kakak yang protektif terhadap adiknya.

“Hah? Apa? Kau bilang kau baik-baik saja? !!! Bagaimana jika kau gagar otah hah?! Hey, ceroboh! Kau selalu begitu jika tertimpa musibah, nan gwenchana, nan gwenchana.. aish, aku ini kakakmu!”

 “Mian... Aku tadi tak mengikat tali sepatuku lagi, mian, aku terlalu ceroboh”

“Hufft, kau ini ceroboh sekali! Beruntung tadi chingu-mu yang bernama Luhan itu menelfonku! Aigoo, bagaimana jika oema tahu?! Dia bisa mencekikku, pasti dia kira aku tidak menjagamu! Minta maaflah pada dirimu sendiri! Oh, iya berterimakasihlah pada Tuhan, dia masih melindungimu! Bilang terima kasih juga pa-”

“Ya, aku tahu! Pada yang telah menolongku hmm?”

“Ya! Salam juga untuknya dariku! Kajja, turun! Kita sudah sampai”

~Hyunji POV~

Damn, kukira hari-hariku akan selalu beruntung! Tapi hari ini, hadeh, aku pingsan, lututku berdarah, kepalaku di plester, benjol pula -__- Oh, apa ada yang salah denganku? Huh, mollaseo.

Tapi, hey sewaktu aku pingsan tadi siapa yang menolongku? Apa iya Luhan? Hah, Xi Luhan?!! Jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan aku >.< Tuhan, jangan buat jantungku menggila lagi *O*

~@^-^@~

Tiap mengingat insiden itu, Hyunji rasanya ingin terbang sendiri. Mengingat, Luhan yang menolongnya ‘Oh pasti dia tampan!’ . Luhan yang menggendongnya ke UKS ‘Oh, pasti senyumnya indah!’. Mengingat kembali Luhan yang pertama kali datang padanya saat itu – inilah yang ia tahu dari Nayoung – ‘bisakah aku jatuh lagi?’. Hanya dengan mengingat perkataan Nayoung mengenai insiden itu, Hyunji dapat merasakan pipinya bersemu merah sekarang. Sudut bibirnya tertarik membentuk senyum. Jika ada yang melihatnya seperti ini terus, Hyunji pasti disangka sudah gila.

“Hey, Hyunji-ah!” seru Luhan sambil berlari kecil mengejar Hyunji

“Ah, nde!” “Kau ikut acara besok malam tidak?” tanya Luhan dengan senyum yang agak canggung. Err, tapi senyumnya ini memang canggung.

Deg.

'Tampan' satu kata terlintas di otak yeoja ini saat Luhan mengacak rambutnya sendiri dengan satu tangan sementara tangannya yang lain ada di saku celananya. 

Hyunji merasa darahnya berdesir hebat, jantungnya entah ada di mana sekarang. “Err.. Besok malam, malam apa? Acara apa?”

“Aish, kau tak tau atau lupa! Besok malam kan Eunwoo ulang tahun. Nah, bukannya kau diundang?” jawab Luhan sambil menarik salah satu alisnya.

“Oh iya! Mianhae, aku lupa” jawab Hyunji dengan malu-malu disertai gerakan menepuk pelan keningnya.

“Yak! Berangkat bersamaku ya!” Kini Luhan tersenyum. Hyunji terdiam sesaat lalu beringsut menganggukkan kepalanya dengan antusias. “Ok! Aku datang pukul tujuh! Bersiaplah!” kata Luhan sambil mengacak gemas rambut coklat Hyunji lalu secepat kilat mencubit pipi putih Hyunji dan buru - buru berlari menyusuri koridor lagi. 

‘Dia.... Mengajakku?’ Hyunji tak bisa melepaskan senyumnya lalu ia memegang dada kirinya. Tidak! Jantungnya menggila lagi.






*

*

*

TBC





Note >> Ini punya Janni, dibuat pada 30 september 2013 ( di posnya baru sekarang /.\) atas kerjasama imagine dengan Gishel xp Enjoy it! And, WORTH IT! RCL no bash and copas-copas -_-)9 cast punya keluarga, teman, agency-nya dan Tuhan YME, OC punya khayalan saya :3 mohon maaf jika ada yang sama, ini fanfic belaka dan ini buatan saya!! Jika ada ide yang sama, well itu kebetulan semata, tapi sumpah ini fanfic punya saya!! -,-)/

2 komentar:

  1. Jannii ^^ akhirnyaa udahlama nungguin postan lu -,- ceritanya bagus nihh, cumann tokohnyaa itulohh yg bikin sakit hati /apasih gua abaikan aja xD, lanjutin dong yg ada sehunnya ituu, ditunggu yaa lanjutannyaa ^^

    BalasHapus